BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini, kecanggihan teknologi informasi telah memungkinkan
terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan
waktu. Kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada
kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan
produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai
pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global. Oleh karena itu,
setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan media seperti teknologi informasi
dengan tujuan dapat bersaing dalam era global.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian
bantuan kepada individu (siswa), dapat dilaksanakan melalui berbagai macam
layanan. Saat ini layanan tersebut semakin berkembang, tidak hanya dapat
dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan
media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah menjadikan proses
bimbingan dan konsling lebih menarik, interaktif, dan tidak terhambat oleh
ruang dan waktu, tetapi tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam
bimbingan dan konseling.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan uraian latar belakang di atas, maka
dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar TI BK ?
2. Bagaimana karakteristik TI BK ?
3. Bagaimana latar belakang TI BK ?
4. Apa dasar pertimbangan penggunaan TI
BK ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami konsep dasar TI BK ?
2. Untuk memahami karakteristik TI BK ?
3. Untuk memahami latar belakang TI BK
?
4. Untuk memahami dasar pertimbangan
penggunaan TI BK ?
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini dapat digunakan sebagai kajian pustaka untuk
lebih memahami tentang: (1) konsep dasar TI BK, (2) karakteristik TI BK, (3)
latar belakang TI BK, (4) dasar pertimbangan penggunaan TI BK.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar TI BK
Teknologi informasi saat ini sangat penting dipelajari dan
dikuasai oleh masyarakat terlebih kita sebagai seorang mahasiswa, karena dengan
menggunaan teknologi informasi kita dapat mengakses informasi gelobal dengan
sangat cepat sehingga mempermudah kita dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam
bimbingan dan konseling layanan tidak harus dilakukan dengan proses tatap muka,
saat ini layanan bimbingan dan konseling juga dapat dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi informasi agar proses bimbingan dan konseling dapat
lebih menarik, interaktif, dan tidak terhambat oleh ruang dan waktu. Akan
tetapi tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan
konseling.
2.2 Karakteristik TI BK
Adapun yang akan dibahas dalam karakteristik TI BK adalah
sebagai berikut : (1) TI secara umum, (2) TI dalam bimbingan dan konseling, (3)
Macam – macam sarana konseling yang sudah menggunakan teknologi informasi
sebagai media layanan, (4) Kelebihan bimbingan konseling melalaui teknologi
informasi, (5) Kelemahan bimbingan konseling melalaui teknologi informasi.
1. TI Secara Umum
Teknologi Infomasi yang disingkat TI atau sering
disebut IT memiliki banyak sekali pengertian. Namun ada baiknya kita mengetahui
pengertian teknologi informasi dari orang yang tepat. Hal itu tentu diperlukan
untuk mendapatkan definisi yang objektif. Kita simak beberapa pengertian
teknologi informasi dari para pakar yang dapat dijadikan acuan agar tidak ada
lagi perdebatan hanya untuk sebuah definisi.
Menurut Haag & Keen pada tahun 1996, mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat alat
yang membantu Anda untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam hal ini, TI dianggap alat
yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan informasi. Pengolahan
informasi yang dihasilkan diproses menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat
ini adalah komputer beserta software-software pendukungnya.
Senada dengan pendapat diatas pada tahun 1999
Martin mendefinisikan Teknologi Informasi yang tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi
melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Dia
melihat TI tidak hanya sebagai teknologi komputernya saja yang dipergunakan
untuk pemrosessan dan penyimpanan data. Pengertiannya lebih luas lagi, karena
Martin juga memasukan teknologi komunikasi yang digunakan untuk melakukan
pengiriman informasi.
Sedangkan menurut pendapat Williams dan Sawyer pada tahun 2003
teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan
video.
Dari ketiga definisi yang dikemukakan oleh ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara
teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh individu (brainware).
2. TI Dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian
bantuan kepada individu (siswa), saat ini dapat dilakuan dengan cara
memanfaatkan TI yang sedang berkembang namun tidak boleh terlepas dari
azas-azas dan kode etik bimbingan dan konseling. Tujuan digunakannya teknologi
informasi dalam proses bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut : Easy to
use (mudah digunakan), Easy to manage (mudah di atur), Simple (tidak rumit),
dan Dynamic (Dinamis).
3. Macam – macam sarana konseling yang
sudah menggunakan Teknologi Informasi sebagai media layanan
Perkembangan teknologi informasi pada era globalisasi saat
ini sangatlah pesat. Penggunaan teknologi yang mampu membantu serta mempermudah
segala pekerjaan manusia sudah dipergunakan di berbagai bidang. Begitupun
Profesi Bimbingan dan Konseling yang melakukan inovasi-inovasi terhadap
pelayanannya agar mempermudah akses para konseli yang membutuhkan bantuan
dimanapun dan kapanpun. Melihat kebutuhan akan teknologi dalam proses konseling
maka profesi ini membuat suatu rancangan terbaru untuk mengembangkan pelayanan
yang mengikuti perkembangan zaman. Perubahan terhadap pelayanan tersebut berupa
beberapa media konseling, contohnya : Konseling menggunakan bantuan komputer,
telepon, radio/televisi, dan internet.
4. Kelebihan Bimbingan Konseling
Melalaui Teknologi Informasi
Kelebihan atau keuntungan pelayanan bimbingan konseling
melalui teknologi informasi, diantaranya :
a. Pelayanan melalui teknologi
informasi mudah di akses.
b. Tidak membutuhkan biaya
transportasi.
c. Klien lebih mau terbuka berbicara
tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face,
sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka.
d. Pelayanan melalui teknologi
informasi dan komunikasi berbasis individu.
e. Konselor dapat menyesuaikan kesiapan
klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan, memotivasi diri, dan
meningkatkan keterampilan kliennya.
5. Kelemahan Bimbingan Konseling
Melalaui Teknologi Informasi
Selain kelebihan adapula kelemahan dalam pelayanan bimbingan
konseling melalui teknologi informasi, diantaranya:
a. Konselor tidak dapat memastikan
bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak.
b. Diperlukan perangkat khusus agar
pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan
perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat
memanfaatkannya.
c. Informasi yang diterima dan
diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi dan eksplorasi
tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman.
d. Kegiatan konseling melalui teknologi
informasi dapat menimbulkan jarak, baik secara fisik maupun psikis diantara
konselor dan klien.
e. Belum terdapat data-data, fakta atau
informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan masalah dengan teknik
pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
f. Permasalahan yang dihadapi oleh
klien beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan
segi-segi yang penting dalam proses konseling.
2.3 Latar Belakang TI BK
Dalam era gelobalisasi seperti saat ini teknologi informasi
adalah suatu hal yang sangat penting dipelajari dan harus dikuasi dengan baik
oleh setiap orang. Konselor yang bertugas sebagai pelaksana bimbingan dan
konseling, harus memenuhi standar utama yaitu memiliki kemampuan atau kualitas
pribadi yang sifatnya profesional demi tercapainya keberhasilan melakukan
layanan bimbingan dan konseling. Ketika klien berharap atau menuntut kenyamanan
dalam proses layanan, maka konselor seyogyanya memikirkan dan menciptakan
cara-cara, strategi, maupun metode baru dalam pelayanan konseling sehingga
sifatnya inovatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi
konselor dalam aspek penguasaan teknologi, pengembangan pemikiran yang
inovatif, serta menghilangkan image negatif di lapangan, yang mengatakan
konselor sebagai polisi sekolah maupun kinerja konselor sama dengan guru mata
pelajaran.
Sementara itu, kehadiran teknologi informasi dalam konteks
bimbingan konseling dapat dijadikan sebagai media baru (new media) untuk
membantu individu mengarahkan diri dan menyelesaikan masalah dalam hidup.
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis
komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan
dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak
memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling
pendidikan.
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan
perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang
dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet,
dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan
dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam
penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran
konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh
McDaniel bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus
mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik
berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan
penelitian. Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks
Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan
menambahkan landasan paedagogis, landasan religius, dan landasan yuridis-formal.
Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga
segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan
merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti
proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti
tujuan layanan bimbingan dan konseling.
2.4 Dasar Pertimbangan Penggunaan TI BK
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah
menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke
sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar
pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi
di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui
tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh seorang dosen dalam
menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja,
melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen
atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam
bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer.
Dengan teknologi ini mahasiswa atau
siswa bisa mengikuti mata kuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan
selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang
bisa menghibur. Di mana dengan bantuan komputer yang dihubungkan dengan
multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan tombol keyboard atau
papan ketik melainkan cukup menekan remote control yang dipegangnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi dari makalah yang telah kami susun, dapat
disimpulkan bahwa dalam pembahasan mengenai konsep dasar teknologi informasi
bimbingan dan konseling kita harus memperhatikan tiga aspek penting (1)
karakteristik TI BK, (2) latar belakang TI BK, dan (3) dasar pertimbangan
penggunaan TI BK.
Hal ini penting untuk diperhatikan karena dalam bimbingan
dan konseling layanan tidak harus dilakukan dengan proses tatap muka, saat ini
layanan bimbingan dan konseling juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi agar proses bimbingan dan konseling dapat lebih menarik,
interaktif, dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Akan tetapi tetap
memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
3.1 Saran
Dengan kecanggihan TI saat ini yang memudahkan kita dalam
melakukan suatu pekerjaan hendaknya kita sebagai masyarakat tidak terlalu
tergantung pada kecanggihan yang bersifat instan tersebut, karena dapat
mempersempit kreatifitas kita dalam mengembangkan suatu pemikiran yang kreatif
contohnya budaya copy paste.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra
Gunawan Tegar. “Pengertian Teknologi Informasi”. Dalam http://30211259.blogspot.com/2011/09/pengertian-teknologi-informasi-menurut.html. Diakses pada bulan September 2012.
Hady
BK. “Fungsi dan Peranan Teknologi Informasi”. Dalam http://blogspot.com/2012/01/fungsi-dan-peranan-teknologi-informasi.html. Diakses pada bulan September 2012.
Tresna
I Gede. “Konsep Dasar Teknologi Informasi”. Dalam http://tresnainnovation.blogspot.com/2011/12/konsep-dasar-teknologi-informasi-html
Guru BK adalah sosok yang sangat
berperan dalam dunia pendidikan, terutama pada ranah bimbingan dan konseling
pada siswa/konseli baik yang bermasalah maupun tidak. Namun, bagi beberapa
khalayak yang belum mengetahui ciri khas guru BK/Konselor, keberadaan guru BK
masih dianggap sebagai sosok seperti intelegen sekolah. Adapun beberapa
fenomena tentang guru bimbingan dan konseling atau konselor di lapangan, yaitu
:
a. Dipersepsikan sebagai
polisi sekolah oleh siswa maupun masyarakat. Sehingga siswa terkadang enggan
untuk bertemu dengan konselor.
b. Pekerjaan guru BK dipandang lebih
mudah dari guru biasa oleh khalayak tertentu.
c. Masih ada di beberapa sekolah , guru
BK berasal dari latar pendidikan yang berbeda, sehingga menimbulkan persepsi
negatif pada siswa tentang kemampaunnya dalam pemecahan masalah.
d. Permasalahan konseli tidak menemukan
pemecahan yang diinginkan karena penanganan konselor kurang profesional atau
ditangani oleh guru bimbingan konseling yang berlatar pendidikan tidak linier.
Selain pandangan di atas, terkadang
pada persepsi tertentu ada suatu kesalahan umum yang dilakukan oleh BK sehingga
konseli merasa enggan atau takut untuk berhadapan dengan konselor.
Berbeda dari mereka yang memiliki pandangan dimana tidak mau terlibat dengan
teman sejawatnya dan atau bawahannya atas masalah lain kecuali urusan kerja dan
pelaksanaan kerja, sebaliknya memang ada yang lain yang merasa senang dalam
mendayagunakan makna bimbingan konseling, tetapi mungkin tidak mengetahui
bagaimana harus melakukannya atau mungkin mereka ni mempunyai rasa takut yang
salah tentang apa sebenarnya arti mendayagunakan bimbingan konseling.Mereka
merasa gugup tidak tahu apa yang harus dikerjakan bila hal itu ia laksanakan,
sebelumnya ia perbuat untuk kebaikan orang lain, dimana ia selalu dibayangi
oleh perasaan emosional, yang sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk itu.
Di bawah ini mencoba mengungkapkan
hal-hal yang membuat ada rasa takut sehingga mendorong kedewasaan intelektual
dan emosional yang tidak sejalan seperti apa yang diungkapkan di bawah ini :
a. Mereka terlalu menekankan segala
sesuatu dari dirinya dengan satu pemikiran bahwa hal itu akan membantu, padahal
mungkin tidak membantu.
b. Adakalanya mereka memulai sesuatu
dengan memuji orang lain, hal ini dapat mematahkan semangat mereka ;
c. Bergerak langsung pada pemecahan
masalah, hal itu mungkin dapat dipakai tetapi terlalu cepat
d. Mereka selalu berpandangan bahwa
bantuan itu artinya melakukan sesuatu untuk seseorang padahal belum tentu
demikian halnya ;
e. Mereka percaya bahwa sedikitnya
bantuan yang diminta berupa nasehat yang meyakikan, pada hal tidak perlu.
Dengan memperhatikan hal-hal yang
diutarakan di atas, lalu apa yang seharusnya mereka lakukan atau adakah sesuatu
yang lain?. Yang tidak ada pada mereka adalah hakekat dari pemahaman yang
mendalam mengenai sosok guru bimbingan konseling yang sebenarnya. Dengan
demikian, maka perlulah para konselor berpikir untuk menciptakan ide yang
inovatif untuk meningkatkan profesionalitas konselor itu sendiri dalam
pemberian layanan dan konseling serta penguasaan kompetensi utuh konselor.
Minggu,
04 Desember 2011
A. Pengertian Cyber Counseling
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa
sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor
dengan klien tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam
bentuk “cyber counseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan
salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya menunjukkan
pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau
terhubung dengan internet.
Cyber Counseling adalah salah
satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang
berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Dalam hal ini proses konseling
berlangsung melalui internet dalam bentuk web-site,e-mail, facebook,
videoconference (yahoo massangger) dan ide inovatif laninnya. Sudah tentunya
apabila ingin menjalankan strategi ini yang menjadi piranti utamanya adalah
koneksi dengan internet tersebut. Adapun beberapa i
B. Persiapan Cyber Counseling
Dalam upaya
menjalankan strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber counseling
ini, ada beberapa hal yang menjadi persiapan utama, yaitu penguasaan dasar
aplikasi komputer dan internet itu sendiri. Adapun upaya yang dapat dilakukan
sehubungan dengan persiapan dasar supaya bisa menjalankan cyber counseling ini,
yaitu:
a.
Mengadakan
pelatihan komputer dan internet kepada konselor dengan mengundang trainer yang
memang ahli di dalamnya.
b. Masing-masing
sekolah menyediakan fasilitas berupa:komputer dan koneksi internet di ruang
bimbingan dan konseling. Dengan adanya komputer dan internet, secara otomatis
pihak yang bersangkutan akan bisa belajar secara langsung.
c. Menggunakan
fasilitas buku petunjuk tentang aplikasi komputer dan internet, sehingga bisa
dipelajari secara langsung.
d. Bagi siswa,
sejak dini diupayakan pelajaran komputer pada masing-masing sekolah terutama
yang belum memprogramkannya, supaya siswa juga memiliki pemahaman di dalamnya.
Dalam proses pembelajaran, siswa pada intinya diajarkan mengenai cara
menjalankan beberapa aplikasi internet yang mendukung cyber counseling ini.
e. Bagi calon
konselor, seyogyanya di jurusan diprogramkan tentang mata kuliah tambahan
tentang komputer dan palikasi internet. Dengan demikian mereka akan medapatkan
bekal berupa pengetahuan tentang bagaimana menjalankan aplikasi komputer dan
internet itu sendiri.
Beberapa cara
inovatif di atas merupakan strategi untuk menguasai ilmu komputer dan internet
sebagai dasar untuk menjalankan cyber counseling. Sudah tentunya, calon
konselor, konselor maupun siswa masing-masing memiliki komitmen untuk
menguasainya, sehingga apa yang dipelajari dapat dituangkan untuk mendukung
berjalannya cyber counseling.
C. Fungsi Cyber Counseling
Pengadaan cyber
counseling, bukan berarti menganaktirikan strategi layanan konseling yang
lainnya. Namun hal ini adalah semata-mata untuk mendukung dan membuat inovasi
yang baru terkait dengan pelayanan konseling disamping meningkatkan kemampuan
konselor itu sendiri khusunya dalam penguasaan teknologi di jaman yang semakin
berkembang ini.
Strategi
layanan bimbingan dan konseling berbasis Cyber counseling yang dilakukan
melalui konseksi internet secara virtual ini memiliki beberapa fungsi yang
sifatnya inovatif, yaitu:
a. Pada dasarnya,
konselor dan siswa yang belum mengenal internet, secara langsung dapat mendapat
pengetahuan di bidangnya, sehingga tidak ketinggalan teknologi (gaptek=gagap teknologi) di jaman yang
selalu berkembang.
b. Proses
bimbingan maupun konseling dapat dilakukan di luar jam sekolah, sehingga tidak
mengganggu jam pelajaran. Hal ini ditujukan pada siswa yang belum dirasa cukup
mendapatkan bimbingan di sekolah.
c.
Dengan
dibuatnya web-site khusus oleh masing-masing konselor dalam instansinya, maka
siswa akan bisa dengan cepat memperoleh informasi yang diinginkannya, misalnya
melihat nilai ujian lewat internet, informasi tentang persyaratan sekolah dan
lain sebagainya.
d.
Waktu akan
lebih efesien. Dengan berkembangnya teknologi internet lewat komputer atau lewat
hanphone yang sudah dilengkapi aplikasi internet, hubungan virtual antara
konselor dengan konselor maupun antar konselor dengan siswa akan bisa
berlangsung di mana saja asalkan ada sinyal atau koneksi internet.
Sudah tentunya,
untuk memenuhi fungsi tersebut, selain penguasaan teknologi internet, konselor
seyogyanya membuat kode etik tersendiri, melakukan kesepakatan dengan
siswa/konseli untuk diberlakukannya cyber counseling ini. Dengan adanya
kesepakatan, maka strategi ini akan dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, misalnya pengaturan waktu, penggunaan bahasa yang sopan dan santun
dalam menulis surat elektronik atau pada lembar chatting dan lain
sebagainya. Model cyber counseling ini dapat dilihat dalam penjelasan di
bawah ini.
D. Strategi Layanan BK Berbasis Cyber Counseling
Strategi
layanan bimbingan dan konseling brbasis cyber counseling adalah suatu strategi
atau pola perencanaan layanan yang dilakukan secara virtual melalui koneksi
internet. Adapun beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam
bentuk cyber counseling yaitu:
1. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Website
Website adalah sebuah cara untuk menampilkan
diri di Internet. Dapat diibaratkan Website adalah sebuah tempat di Internet,
siapa saja di dunia ini dapat mengunjunginya, kapan saja mereka dapat
mengetahui tentang sesuatu, memberi pertanyaan kepada kita, memberikan anda
masukan dan dapat mendownload data yang ditampikan. Website/weblog memungkinkan
untuk dapat melakukan layanan informasi yang terkait dengan bimbingan dan
konseling. Dalam melakukan layanan ini, sudah tentunya harus memiliki website
atau weblog tersendiri yang sudah online di internet.
Dengan
dimilikinya alamat web oleh masing-masing konselor pada setiap sekolah, maka
tidak menutup kemungkinan bagi konselor untuk menulis berbagai hal yang
berkaitan dengan bimbingan dan konseling di instansinya. Adapun jenis layanan
yang bisa diupayakan lewat website adalah lebih cendrung pada layanan
informasi ,tentang bimbingan pribadi,karir, belajar,dan sosial. Untuk
dapat memenuhi layanan tersebut, maka konselor sudah pastinya menulis berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh siswa pada alamat website yang sudah dibuat di atas.
Misalnya membuat layanan informasi mengenai segala hal yang terkait dengan TI
dalam BK seperti tampak pada gambar. Dengan demikian seyogyanya konselor
memiliki bahan yang lengkap untuk ditampilkan di alamt websitenya.
Dengan
mengupayakan layanan ini, konselor akan lebih banyak menghemat waktu dari segi
penyampaiannya, diabndingkan penyampaian di sekolah akan memakan cukup banyak
waktu. Dengan menyampaikan materi layanan di website ini maka konseli/siswa
dapat mengakses atau mendownload data tersebut kapanpun juga.
2. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis E-Mail
E-mail merupakan cara baru untuk
berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui surat elektronik di internet.
Sudah tentunya untuk dapat menjalankan hal ini maka konselor dan siswa harus
punya alamat e-mail masing-masing. Dalam upaya membuat e-mail ini, bisa dibuat
pada alamat yahoo dengan alamat http/www.yahoo.com
atau di google dengan alamat http/www.gmail.com.
Ketika alamat tersebut dibuka di internet, secara langsung sudah terdapat cara
untuk membuatnya. Pada dasarnya, orang lebih populer membuat alamat e-mailnya
di yahoo. Dalam cyber counseling ini kita mengupayakan fasilitas yang ada di
link http//www.yahoo.com dalam bentuk
e-mail.
Adapun jenis
layanan yang bisa diupayakan lewat e-mail yaitu : Layanan konsultasi. Layanan ini bisa diupayakan lewat menulis
e-mail antara konselor dengan konseli, dimana konseli menulis prihal yang akan
dikonsultasikan kepada konselor, Layanan
informasi. Layanan ini bisa diupayakan oleh konselor untuk menulis pesan
lewat e-mail kepada konseli yang membutuhkan informasi (sesuai dengan kebutuhan
konseli,baik dalam bidang belajar,karir,sosial maupun tentang
kepribadian) dan layanan lain yang bisa dikembangkan oleh konselor itu sendiri.
Layanan
konseling berbasis e-mail ini akan sangat berguna dalam upaya menumbuhkan
hubungan kehangatan antara konselor dengan siswa terutama bagi siswa atau
konseli yang malu untuk bertatap muka langsung. Melalui layanan ini setidaknya
sejak awal sudah tercipta suatu keakraban yang selanjtnya dapat dilanjutkan
dalam proses konseling di sekolah sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat.
3.
Layanan
Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconference
Videoconference atau konferensi
video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference dapat
diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video = video, conference =
konferensi, maka video conference adalah konferensi video dimana data yang
di-transmisikan adalah dalam bentuk video atau audiovisual. Videoconference adalah
telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan
ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua lokasi yang
berbeda(point-to-point) atau mengikutsertakan berberapa lokasi sekaligus di
dalam satu ruangan konferensi(multi-point).
Dalam cyber counseling ini, kita
mengupayakan program yahoo messenger yang sekiranya sudah popular dikalangan dunia internet atau
software khusus yang dikenal dengan skype yang dapat didownload di
alamat www.skype.com. Untuk mengunakan program ini kita bisa dapatkan dengan
mendownload di internet atau membeli pada toko komputer yang khusus menjual
software.
Sudah tentunya
untuk menjalankan layanan ini, pada masing-masing sekolah disediakan sarana
internet, komputer dengan camera (webcam)
atau laptop sebagai piranti utama untuk menjalankan program ini. Melalui
videoconference ini antar konselor serta siswa/ konseli bisa bertatap muka
secara langsung walaupun bersifat virtual, maka bentuk layanan yang bisa
diupayakan adalah tergantung kreasi dari konselor itu sendiri. Sebagai
gambaran, adapun bentuk layanan bimbingan dan konseling yang bisa diupayakan
yaitu: layanan konsultasi, layanan
Informasi,layanan konseling individual,layanan konseling kelompok,beserta
layanan lain yang bisa dikembangkan oleh masing–masing konselor dan sesuai
dengan kebutuhan konseli.
4.
Layanan
Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon
Pada prisipnya, kita hidup dalam dunia
yang selalu berkembang, istilah telepon tidak asing lagi terdengar di telinga
kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri sebagai
alat komunikasi canggih jarak jauh. Telepon yang kita kenal di masyarakat
apabila dikelola dengan baik untuk menjalankan suatu strategi pelayanan
komunikasi khususnya dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, sudah
tentunya akan menjadi cara inovatif dalam mendukung kegiatannya.
Telepon berasal dari suku kata ”tele” artinya jauh dan ”phone” artinya suara. Jadi telepon
adalah suara jarak jauh. Seperti kita kenal di zaman yang semoderen ini, bahwa
telepon merupakan barang elektronik yang mempermudah melakukan telewicara dan
pengiriman pesan secara otomatis.
Apabila media
hanphone ini dimanage secara baik, maka ada beberapa layanan yang bisa
diupayakan, yaitu: Layanan Konsultasi, Konseling Individual, bimbingan
karir,bimbingan belajar dan jenis layanan yang lain sesuai dengan daya
kreativitas konselor itu sendiri. Sudah tentunya, untuk menjalankan layanan ini
harus ada kesepakatan antara konselor dengan konseli untuk menjalankan layanan
tersebut.
Supaya lebih
efektif, sudah tentunya konselor memiliki hanphone khusus yang merupakan sarana
yang diperoleh dari sekolah atau secara pribadi (tergantung kondisi keuangan
sekolah). Biasanya layanan ini lebih mengacu di luar seting jam sekolah, karena
beberapa sekolah tidak diperbolehkan membawa hanphone ke sekolah. Layanan ini
akan dapat berjalan dengan baik, apabila dalam proses mengirim sms atau telepon
langsung didasai dengan etika yang benar sesuai dengan kesepakatan.
E. Kelebihan dan Kelamahan Cyber Counseling
Di bawah ini diuraikan beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam menjalankan layanan konseling berbasis cyber counseling.
1.
Kelebihan Cyber
Counseling
Adapun
kelebihan menggunakan strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber
counseling yaitu:
a. Layanan
konseling dapat berlangsung di luar jam sekolah maupun di sekolah. Apabila ada
konseli/siswa yang dirasa kurang mendapatkan pelayanan konseling di sekolah
karena alasan kurangnya waktu, maka bisa melanjutkan di luar jam sekolah atas
kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh konselor dengan siswa di sekolah.
b. Dapat menghemat
waktu. Melalui cyber counseling, konselor dapat melakukan layanan dimana
saja walaupun tempatnya berjauhan, terutama bagi siswa yang membutuhkan layanan
saat itu juga. Disamping itu, lewat website yang dibuat pada masing-masing
sekolah, siswa bisa mengakses informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
c. Menghemat
biaya. Khususnya bagi konselor yang menggunakan model videoconference untuk
berkomunikasi antar konselor, bisa langsung bertatap muka secara virtual,
sehingga dengan fasilitas ini akan dapat menekan biaya bila tempat antar
konselor berjauhan.
d.Dapat
meningkatkan kualitas konselor dan siswa terutama dalam penguasaan teknologi
khususnya internet dan komputer di zaman yang semakin berkembang.
e. Sekolah atau
perguruan tinggi yang menjalankan cyber counseling sudah tentunya memiliki nilai
lebih dalam aspek strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis teknologi.
f. Bagi mereka
yang belum mengenal internet, dengan adanya sosialisasi cyber counseling maka
konselor yang masih awam akan bisa mempelajarinya. Dengan demikian tidak ada istilah
ketinggalan jaman atau gagap teknologi. Sudah tentunya hal tersebut diimbangi
dengan usaha dan kemauan keras untuk menguasai teknologi tersebut, dan lain
sebagainya.
2. Kelemahan Cyber Counseling
Di samping
beberapa kelebihan yang diungkapkan di atas, sudah tentunya cyber counseling
ini memiliki kelemahan tersendiri.Adapun beberapa kelemahan dalam cyber
counseling, yaitu:
a. Biaya awal untuk mempersiapkan cyber
counseling yang cukup besar, seperti : komputer dan aplikasinya,
internet dan perangkatnya.
b. Profesionalitas kemampuan konselor
dalam penguasaan teknologi. Bagi konselor maupun siswa/atau
konseli yang awam dengan internet sudah tentunya tidak bisa menjalankan program
ini, sehingga perlulah diadakan pelatihan khusus
c. Tinggi rendah sinyal internet. Besar kecilnya
sinyal internet akan sangan mempengaruhi kecepatan koneksinya, terutama dalam
menjalankan videoconference yang membutuhkan sinyal internet yang baik.
d. Upaya memanajemen strategi layanan. Bagaimana
pihak konselor memanajemen layanan ini akan menentukan keberhasilan tujuan yang
akan dicapainya.
e. Keikhlasan konselor untuk memberikan
layanan secara non formal. Bagi konseli yang membutuhkan layanan
di luar jam sekolah/non formal, dibutuhkan keiklasan tersendiri.
f. Pemanfaatan internet untuk tindakan
yang negatif. Supaya tidak memberikan pengaruh negatif pada siswa dari
belajar internet, maka sejak dini siswa diajarkan pula dasar budi pekerti
sebagai landasan untuk mengetahui baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan.
A.
Penggunaan Teknologi Informasi dalam
Bimbingan dan Konseling
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah
menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke
sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar
pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi
di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik
melalui tatap muka maupun secara Online. Sebagai contoh seorang dosen dalam
menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja,
melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen
atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam
bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini mahasiswa
atau siswa bisa mengikuti matakuliah dengan baik, karena materi yang
disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur
multimedia yang bisa menghibur. Di mana dengan bantuan komputer yang
dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan
tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote control yang
dipegangnya.
Penggunaan teknologi informasi sebagai
media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang
dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut:
1. Meningkatkan kreativitas,
meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi, sehingga kelas akan menjadi
lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan ke
website, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan
yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;
4. Akan memunculkan respon yang positif
terhadap penggunaan e-mail;
5. Tidak akan memunculkan kebosanan;
6. Dapat mengakses berbagai data
melalui website dan pengaturannya baik.
B. Fungsi dan Peraanan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan
Konseling
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling
belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan
jam yang cukup untuk materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan.
Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu
tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah
memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu,
sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri, memungkinkan
antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya
dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan
memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan
akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor
itu sendiri.
Keterampilan konselor atau praktisi bimbingan dan konseling
dalam menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan
salah satu wujud profesionalitas kerja konselor dalam pelaksanaan program
layanan. Teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan umum dalam
Bimbingan konseling yaitu:
1. Publikasi
Teknologi
informasi dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan
juga sebagai pemberi informasi mengenai BK serta implementasi layanannya.
2. Pelayanan dan Bantuan
Bimbingan
konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi.
Teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk menciptakan
layanan yang lebih kreatif dan inovatif, Misalnya penggunaan media power point
dan video dalam melakukan bimbingan kelompok sesuai dengan jenis masalah yang
ingin diselesaikan.
3. Pendidikan
Informasi
yang diberikan melalui sarana TI ini mengandung unsur pedidikannya. Misalnya
layanan BK berbasis website yang menyajikan beragam tema tentang pengembangan
pendidikan karakter.
Adapun fungsi khusus keberadaan teknologi informasi dalam
bimbingan dan konseling diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Mempermudah konselor dalam menyusun,
mencari dan juga mengolah data.
2. Menjaga kerahasiaan suatu data,
karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang
orang dapat mengaksesnya.
3. Membantu individu maupun kelompok
untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam
pelaksanaan konseling.
4. Memberikan kesempatan kepada
individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang
mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik (cyber counseling).
5. Menjadikan teknologi informasi
sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih
teratur dan terstruktur.
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi
komputer dalam menunjang profesionalitas kerja konselor, maka konselor perlu mengetahui
potensi apa yang terkandung pada teknologi komputer. Sesuai dengan kompetensi
akademik konselor disebutkan bahwa seorang konselor professional harus
menguasai khasanah teoritik dan prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan
dan konseling. Walaupun kegiatan konseling dilakukan dengan jarak jauh namun
kerahasian konseli harus tetap terjaga dengan berpedoman pada Pernyataan APA
Layanan oleh Telepon, Telekonferensi, dan Internet.
Layanan bimbingan dan konseling tidak selalu face to face
atau tatap muka. Terdapat layanan yang lebih mudah yaitu dengan cyber
counseling yang memungkinkan konseli tidak merasa malu/canggung yang bisa
dilakukan kapan dan dimana saja. Pemanfaatkan teknologi informasi di zaman kekinian menjadi sangat
relevan ketika diterapkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh karena
itu, hal ini diharapkan menjadi efektif untuk membantu individu dalam
perkembangannya secara optimal dan menyesuaikan dengan kemajuan zaman tanpa
tergerus oleh pengaruh negatif dari kemajuan tersebut.
A. Pengertian Urgensi Teknologi Informasi dalam BK
Secara etimologi, kata urgensi berasal dari bahasa latin “urgere” (kata kerja) yang berarti
mendorong. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata “urgent” (kata sifat) yang berarti sangat
penting/dibutuhkan/mendesak. Istilah
urgensi menunjukkan pada sesuatu yang mendorong atau memaksa untuk diselesaikan
(Fritziee, 2009). Dengan kata lain, urgensi bisa diartikan bila ada suatu masalah
maka harus segera diselesaikan atau ditindaklanjuti. Urgensi juga bisa
diartikan sebagai sesuatu yang penting yang harus segera diselesaikan, sehingga
apabila tidak diselesaikan akan menghambat atau membuat hal yang urgen/penting
itu tidak terlaksana dengan baik, serta mengurangi kualitas hal yang diurgenkan
tersebut.
Terkait dengan tugas guru bimbingan dan konseling yang
sangat kompleks, maka sangat dibutuhkan media pendukung teknologi informasi
yang relevan sehingga bisa melakukan layanan BK yang lebih inovatif. Urgensi
teknologi informasi dalam BK adalah teknologi informasi dalam bimbingan dan
konseling sangat dibutuhkan dan merupakan suatu pendukung yang sangat penting
dalam peningkatan kualitas layanan BK yang lebih inovatif.
B. Dasar Pentingnya Teknologi Informasi dalam BK
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat
urgen/sangat penting dalam upaya mendukung layanan BK yang lebih inovatif.
Perkembangan TI yang semakin canggih ini secara langsung dapat mendukung proses
pemberian layanan BK yang lebih kreatif, menarik dan inovatif. Layanan BK yang
sifatnya inovatif sudah tentunya dapat membangkitkan motivasi konseli untuk
mengikuti layanan dengan baik dan tujuan layanan dapat tercapai dengan baik.
Misalnya penggunaan video/film, gambar animasi dan sejensinya yang dapat
dipergunakan sebagai sarana penunjang pemecahan masalah konseli. Dengan
demikian, keberadaan TI sangat dibutuhkan dalam mendukung kinerja guru
bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu
individu untuk mecapai perkembangannya yang optimal. (Sunaryo K : 1998). Pada
intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu
untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing
individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan,
merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan
juga melalui tugas – tugas perkembangannya dengan baik.
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal merupakan
salah satu sarana pendukung untuk peserta didik optimal dalam memecahkan
masalah serta mengembangkan potensi dirinya. Bimbingan dan konseling dalam
pendidikan formal senantiasa menyelaraskan dengan perkembangan pendidikan yang
juga selaras dengan perkembangan zaman, oleh karena itu, bimbingan konseling
juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan yaitu dengan penerapan
aplikasi teknologi informasi.
Urgensi bimbingan dan konseling mengacu pada perkembangan
serta kemajuan teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan alat atau
media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online maupun offline.
Penggunaan media teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta
penerapan bimbingan dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari
kemajuan teknologi yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi,
maka penerapannya dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang
sama tanpa mengubah konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.
Alat – alat atau media dalam akses informasi di era global
ini sangat beragam dan mutakhir, seperti telepon selular, komputer, internet
dan media lainnya yang langsung atau online
ataupun yang tidak langsung atau offline.
Maka semua media teknologi informasi tersebut akan mempermudah akses pemberian
bantuan terhadap individu jika dimanfaatkan secara tepat guna dan terlatih.
Konselor dituntut untuk dapat menggunakan serta terlatih dalam penggunaan dan
penerapan konseling melalui media teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar