Rabu, 11 Desember 2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Saat ini, kecanggihan teknologi informasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu. Kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global. Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan media seperti teknologi informasi dengan tujuan dapat bersaing dalam era global.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dapat dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Saat ini layanan tersebut semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah menjadikan proses bimbingan dan konsling lebih menarik, interaktif, dan tidak terhambat oleh ruang dan waktu, tetapi tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan uraian latar belakang di atas, maka dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana konsep dasar TI BK ?
2.      Bagaimana karakteristik TI BK ?
3.      Bagaimana latar belakang TI BK ?
4.      Apa dasar pertimbangan penggunaan TI BK ?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memahami konsep dasar TI BK ?
2.      Untuk memahami karakteristik TI BK ?
3.      Untuk memahami latar belakang TI BK ?
4.      Untuk memahami dasar pertimbangan penggunaan TI BK ?

1.4  Manfaat Penulisan
Makalah ini dapat digunakan sebagai kajian pustaka untuk lebih memahami tentang: (1) konsep dasar TI BK, (2) karakteristik TI BK, (3) latar belakang TI BK, (4) dasar pertimbangan penggunaan TI BK.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar TI BK
Teknologi informasi saat ini sangat penting dipelajari dan dikuasai oleh masyarakat terlebih kita sebagai seorang mahasiswa, karena dengan menggunaan teknologi informasi kita dapat mengakses informasi gelobal dengan sangat cepat sehingga mempermudah kita dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam bimbingan dan konseling layanan tidak harus dilakukan dengan proses tatap muka, saat ini layanan bimbingan dan konseling juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi agar proses bimbingan dan konseling dapat lebih menarik, interaktif, dan tidak terhambat oleh ruang dan waktu. Akan tetapi tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

2.2  Karakteristik TI BK
Adapun yang akan dibahas dalam karakteristik TI BK adalah sebagai berikut : (1) TI secara umum, (2) TI dalam bimbingan dan konseling, (3) Macam – macam sarana konseling yang sudah menggunakan teknologi informasi sebagai media layanan, (4) Kelebihan bimbingan konseling melalaui teknologi informasi, (5) Kelemahan bimbingan konseling melalaui teknologi informasi.
1.      TI Secara Umum
Teknologi Infomasi yang disingkat TI atau sering disebut IT memiliki banyak sekali pengertian. Namun ada baiknya kita mengetahui pengertian teknologi informasi dari orang yang tepat. Hal itu tentu diperlukan untuk mendapatkan definisi yang objektif. Kita simak beberapa pengertian teknologi informasi dari para pakar yang dapat dijadikan acuan agar tidak ada lagi perdebatan hanya untuk sebuah definisi.
Menurut Haag & Keen pada tahun 1996, mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu Anda untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam hal ini, TI dianggap alat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan informasi. Pengolahan informasi yang dihasilkan diproses menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat ini adalah komputer beserta software-software pendukungnya.
Senada dengan pendapat diatas pada tahun 1999 Martin mendefinisikan Teknologi Informasi yang tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Dia melihat TI tidak hanya sebagai teknologi komputernya saja yang dipergunakan untuk pemrosessan dan penyimpanan data. Pengertiannya lebih luas lagi, karena Martin juga memasukan teknologi komunikasi yang digunakan untuk melakukan pengiriman informasi.
Sedangkan menurut pendapat Williams dan Sawyer pada tahun 2003 teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Dari ketiga definisi yang dikemukakan oleh ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware).

2.      TI Dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), saat ini dapat dilakuan dengan cara memanfaatkan TI yang sedang berkembang namun tidak boleh terlepas dari azas-azas dan kode etik bimbingan dan konseling. Tujuan digunakannya teknologi informasi dalam proses bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut : Easy to use (mudah digunakan), Easy to manage (mudah di atur), Simple (tidak rumit), dan Dynamic (Dinamis).
3.      Macam – macam sarana konseling yang sudah menggunakan Teknologi Informasi sebagai media layanan
Perkembangan teknologi informasi pada era globalisasi saat ini sangatlah pesat. Penggunaan teknologi yang mampu membantu serta mempermudah segala pekerjaan manusia sudah dipergunakan di berbagai bidang. Begitupun Profesi Bimbingan dan Konseling yang melakukan inovasi-inovasi terhadap pelayanannya agar mempermudah akses para konseli yang membutuhkan bantuan dimanapun dan kapanpun. Melihat kebutuhan akan teknologi dalam proses konseling maka profesi ini membuat suatu rancangan terbaru untuk mengembangkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman. Perubahan terhadap pelayanan tersebut berupa beberapa media konseling, contohnya : Konseling menggunakan bantuan komputer, telepon, radio/televisi, dan internet.
4.      Kelebihan Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi
Kelebihan atau keuntungan pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi, diantaranya :
a.    Pelayanan melalui teknologi informasi  mudah di akses.
b.    Tidak membutuhkan biaya transportasi.
c.    Klien lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka.
d.   Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu.
e.    Konselor dapat menyesuaikan kesiapan klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan, memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya.
5.      Kelemahan Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi
Selain kelebihan adapula kelemahan dalam pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi, diantaranya:
a.    Konselor tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak.
b.    Diperlukan perangkat khusus agar pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya.
c.    Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi dan eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman.
d.   Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak, baik secara fisik maupun psikis diantara konselor dan  klien.
e.    Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan masalah dengan teknik pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
f.     Permasalahan yang dihadapi oleh klien beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan segi-segi yang penting dalam proses konseling.



2.3  Latar Belakang TI BK
Dalam era gelobalisasi seperti saat ini teknologi informasi adalah suatu hal yang sangat penting dipelajari dan harus dikuasi dengan baik oleh setiap orang. Konselor yang bertugas sebagai pelaksana bimbingan dan konseling, harus memenuhi standar utama yaitu memiliki kemampuan atau kualitas pribadi yang sifatnya profesional demi tercapainya keberhasilan melakukan layanan bimbingan dan konseling. Ketika klien berharap atau menuntut kenyamanan dalam proses layanan, maka konselor seyogyanya memikirkan dan menciptakan cara-cara, strategi, maupun metode baru dalam pelayanan konseling sehingga sifatnya inovatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi konselor dalam aspek penguasaan teknologi, pengembangan pemikiran yang inovatif, serta menghilangkan image negatif di lapangan, yang mengatakan konselor sebagai polisi sekolah maupun kinerja konselor sama dengan guru mata pelajaran.
Sementara itu, kehadiran teknologi informasi dalam konteks bimbingan konseling dapat dijadikan sebagai media baru (new media) untuk membantu individu mengarahkan diri dan menyelesaikan masalah dalam hidup. Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan.
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian. Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius, dan landasan yuridis-formal. Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

2.4 Dasar Pertimbangan Penggunaan TI BK
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer.
Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa mengikuti mata kuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur. Di mana dengan bantuan komputer yang dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote control yang dipegangnya.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi dari makalah yang telah kami susun, dapat disimpulkan bahwa dalam pembahasan mengenai konsep dasar teknologi informasi bimbingan dan konseling kita harus memperhatikan tiga aspek penting (1) karakteristik TI BK, (2) latar belakang TI BK, dan (3) dasar pertimbangan penggunaan TI BK.
Hal ini penting untuk diperhatikan karena dalam bimbingan dan konseling layanan tidak harus dilakukan dengan proses tatap muka, saat ini layanan bimbingan dan konseling juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi agar proses bimbingan dan konseling dapat lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Akan tetapi tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

3.1 Saran
Dengan kecanggihan TI saat ini yang memudahkan kita dalam melakukan suatu pekerjaan hendaknya kita sebagai masyarakat tidak terlalu tergantung pada kecanggihan yang bersifat instan tersebut, karena dapat mempersempit kreatifitas kita dalam mengembangkan suatu pemikiran yang kreatif contohnya budaya copy paste.
           



DAFTAR PUSTAKA

Chandra Gunawan Tegar. “Pengertian Teknologi Informasi”. Dalam http://30211259.blogspot.com/2011/09/pengertian-teknologi-informasi-menurut.html. Diakses pada bulan September 2012.
Hady BK. “Fungsi dan Peranan Teknologi Informasi”. Dalam http://blogspot.com/2012/01/fungsi-dan-peranan-teknologi-informasi.html. Diakses pada bulan September 2012.
Tresna I Gede. “Konsep Dasar Teknologi Informasi”. Dalam http://tresnainnovation.blogspot.com/2011/12/konsep-dasar-teknologi-informasi-html

Guru BK adalah sosok yang sangat berperan dalam dunia pendidikan, terutama pada ranah bimbingan dan konseling pada siswa/konseli baik yang bermasalah maupun tidak. Namun, bagi beberapa khalayak yang belum mengetahui ciri khas guru BK/Konselor, keberadaan guru BK masih dianggap sebagai sosok seperti intelegen sekolah. Adapun beberapa fenomena tentang guru bimbingan dan konseling atau konselor di lapangan, yaitu :
a.  Dipersepsikan sebagai polisi sekolah oleh siswa maupun masyarakat. Sehingga siswa terkadang enggan untuk bertemu dengan konselor.
b.      Pekerjaan guru BK dipandang lebih mudah dari guru biasa oleh khalayak tertentu.
c.     Masih ada di beberapa sekolah , guru BK berasal dari latar pendidikan yang berbeda, sehingga menimbulkan persepsi negatif pada siswa tentang kemampaunnya dalam pemecahan masalah.
d.  Permasalahan konseli tidak menemukan pemecahan yang diinginkan karena penanganan konselor kurang profesional atau ditangani oleh guru bimbingan konseling yang berlatar pendidikan tidak linier.

Selain pandangan di atas, terkadang pada persepsi tertentu ada suatu kesalahan umum yang dilakukan oleh BK sehingga konseli merasa enggan atau takut  untuk berhadapan dengan konselor.  Berbeda dari mereka yang memiliki pandangan dimana tidak mau terlibat dengan teman sejawatnya dan atau bawahannya atas masalah lain kecuali urusan kerja dan pelaksanaan kerja, sebaliknya memang ada yang lain yang merasa senang dalam mendayagunakan makna bimbingan konseling, tetapi mungkin tidak mengetahui bagaimana harus melakukannya atau mungkin mereka ni mempunyai rasa takut yang salah tentang apa sebenarnya arti mendayagunakan bimbingan konseling.Mereka merasa gugup tidak tahu apa yang harus dikerjakan bila hal itu ia laksanakan, sebelumnya ia perbuat untuk kebaikan orang lain, dimana ia selalu dibayangi oleh perasaan emosional, yang sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk itu.
Di bawah ini mencoba mengungkapkan hal-hal yang membuat ada rasa takut sehingga mendorong kedewasaan intelektual dan emosional yang tidak sejalan seperti apa yang diungkapkan di bawah ini :
a.      Mereka terlalu menekankan segala sesuatu dari dirinya dengan satu pemikiran bahwa hal itu akan membantu, padahal mungkin tidak membantu.
b.    Adakalanya mereka memulai sesuatu dengan memuji orang lain, hal ini dapat mematahkan semangat mereka ;
c.      Bergerak langsung pada pemecahan masalah, hal itu mungkin dapat dipakai tetapi terlalu cepat
d.   Mereka selalu berpandangan bahwa bantuan itu artinya melakukan sesuatu untuk seseorang padahal belum tentu demikian halnya ;
e.      Mereka percaya bahwa sedikitnya bantuan yang diminta berupa nasehat yang meyakikan, pada hal tidak perlu.

Dengan memperhatikan hal-hal yang diutarakan di atas, lalu apa yang seharusnya mereka lakukan atau adakah sesuatu yang lain?. Yang tidak ada pada mereka adalah hakekat dari pemahaman yang mendalam mengenai sosok guru bimbingan konseling  yang sebenarnya. Dengan demikian, maka perlulah para konselor berpikir untuk menciptakan ide yang inovatif untuk meningkatkan profesionalitas konselor itu sendiri dalam pemberian layanan dan konseling serta penguasaan kompetensi utuh konselor.
Minggu, 04 Desember 2011
A.      Pengertian Cyber Counseling
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan klien  tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk “cyber counseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet.
Cyber Counseling adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Dalam hal ini proses konseling berlangsung melalui internet dalam bentuk web-site,e-mail, facebook, videoconference (yahoo massangger) dan ide inovatif laninnya. Sudah tentunya apabila ingin menjalankan strategi ini yang menjadi piranti utamanya adalah koneksi dengan internet tersebut. Adapun beberapa i

B.       Persiapan Cyber Counseling
Dalam upaya menjalankan strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber counseling ini, ada beberapa hal yang menjadi persiapan utama, yaitu penguasaan dasar aplikasi komputer dan internet itu sendiri. Adapun upaya yang dapat dilakukan sehubungan dengan persiapan dasar supaya bisa menjalankan cyber counseling ini, yaitu:
a.     Mengadakan pelatihan komputer dan internet kepada konselor dengan mengundang trainer yang memang ahli di dalamnya.
b.   Masing-masing sekolah menyediakan fasilitas berupa:komputer dan koneksi internet di ruang bimbingan dan konseling. Dengan adanya komputer dan internet, secara otomatis pihak yang bersangkutan akan bisa belajar secara langsung.
c.  Menggunakan fasilitas buku petunjuk tentang aplikasi komputer dan internet, sehingga bisa dipelajari secara langsung.
d.  Bagi siswa, sejak dini diupayakan pelajaran komputer pada masing-masing sekolah terutama yang belum memprogramkannya, supaya siswa juga memiliki pemahaman di dalamnya. Dalam proses pembelajaran, siswa pada intinya diajarkan mengenai cara menjalankan beberapa aplikasi internet yang mendukung cyber counseling ini.
e.   Bagi calon konselor, seyogyanya di jurusan diprogramkan tentang mata kuliah tambahan tentang komputer dan palikasi internet. Dengan demikian mereka akan medapatkan bekal berupa pengetahuan tentang bagaimana menjalankan aplikasi komputer dan internet itu sendiri.
Beberapa cara inovatif di atas merupakan strategi untuk menguasai ilmu komputer dan internet sebagai dasar untuk menjalankan cyber counseling. Sudah tentunya, calon konselor, konselor maupun siswa masing-masing memiliki komitmen untuk menguasainya, sehingga apa yang dipelajari dapat dituangkan untuk mendukung berjalannya cyber counseling.

C.      Fungsi Cyber Counseling
Pengadaan cyber counseling, bukan berarti menganaktirikan strategi layanan konseling yang lainnya. Namun hal ini adalah semata-mata untuk mendukung dan membuat inovasi yang baru terkait dengan pelayanan konseling disamping meningkatkan kemampuan konselor itu sendiri khusunya dalam penguasaan teknologi di jaman yang semakin berkembang ini.
Strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis Cyber counseling yang dilakukan melalui konseksi internet secara virtual ini memiliki beberapa fungsi yang sifatnya inovatif, yaitu:
a.   Pada dasarnya, konselor dan siswa yang belum mengenal internet, secara langsung dapat mendapat pengetahuan di bidangnya, sehingga tidak ketinggalan teknologi (gaptek=gagap teknologi) di jaman yang selalu berkembang.
b.  Proses bimbingan maupun konseling dapat dilakukan di luar jam sekolah, sehingga tidak mengganggu jam pelajaran. Hal ini ditujukan pada siswa yang belum dirasa cukup mendapatkan bimbingan di sekolah.
c.       Dengan dibuatnya web-site khusus oleh masing-masing konselor dalam instansinya, maka siswa akan bisa dengan cepat memperoleh informasi yang diinginkannya, misalnya melihat nilai ujian lewat internet, informasi tentang persyaratan sekolah dan lain sebagainya.
d.      Waktu akan lebih efesien. Dengan berkembangnya teknologi internet lewat komputer atau lewat hanphone yang sudah dilengkapi aplikasi internet, hubungan virtual antara konselor dengan konselor maupun antar konselor dengan siswa akan bisa berlangsung di mana saja asalkan ada sinyal atau koneksi internet.
Sudah tentunya, untuk memenuhi fungsi tersebut, selain penguasaan teknologi internet, konselor seyogyanya membuat kode etik tersendiri, melakukan kesepakatan dengan siswa/konseli untuk diberlakukannya cyber counseling ini. Dengan adanya kesepakatan, maka strategi ini akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, misalnya pengaturan waktu, penggunaan bahasa yang sopan dan santun dalam menulis surat elektronik atau pada lembar chatting dan lain sebagainya. Model cyber counseling ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.

D.      Strategi Layanan BK Berbasis Cyber Counseling
Strategi layanan bimbingan dan konseling brbasis cyber counseling adalah suatu strategi atau pola perencanaan layanan yang dilakukan secara virtual melalui koneksi internet. Adapun beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk cyber counseling yaitu:
1.      Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Website
Website adalah sebuah cara untuk menampilkan diri di Internet. Dapat diibaratkan Website adalah sebuah tempat di Internet, siapa saja di dunia ini dapat mengunjunginya, kapan saja mereka dapat mengetahui tentang sesuatu, memberi pertanyaan kepada kita, memberikan anda masukan dan dapat mendownload data yang ditampikan. Website/weblog memungkinkan untuk dapat melakukan layanan informasi yang terkait dengan bimbingan dan konseling. Dalam melakukan layanan ini, sudah tentunya harus memiliki website atau weblog tersendiri yang sudah online di internet.
Dengan dimilikinya alamat web oleh masing-masing konselor pada setiap sekolah, maka tidak menutup kemungkinan bagi konselor untuk menulis berbagai hal yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling di instansinya. Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat website adalah lebih cendrung pada layanan informasi ,tentang bimbingan pribadi,karir, belajar,dan sosial. Untuk dapat memenuhi layanan tersebut, maka konselor sudah pastinya menulis berbagai informasi yang dibutuhkan oleh siswa pada alamat website yang sudah dibuat di atas. Misalnya membuat layanan informasi mengenai segala hal yang terkait dengan TI dalam BK seperti tampak pada gambar. Dengan demikian seyogyanya konselor memiliki bahan yang lengkap untuk ditampilkan di alamt websitenya.
Dengan mengupayakan layanan ini, konselor akan lebih banyak menghemat waktu dari segi penyampaiannya, diabndingkan penyampaian di sekolah akan memakan cukup banyak waktu. Dengan menyampaikan materi layanan di website ini maka konseli/siswa dapat mengakses atau mendownload data tersebut kapanpun juga.
2.      Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis E-Mail
E-mail merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui surat elektronik di internet. Sudah tentunya untuk dapat menjalankan hal ini maka konselor dan siswa harus punya alamat e-mail masing-masing. Dalam upaya membuat e-mail ini, bisa dibuat pada alamat yahoo dengan alamat http/www.yahoo.com atau di google dengan alamat http/www.gmail.com. Ketika alamat tersebut dibuka di internet, secara langsung sudah terdapat cara untuk membuatnya. Pada dasarnya, orang lebih populer membuat alamat e-mailnya di yahoo. Dalam cyber counseling ini kita mengupayakan fasilitas yang ada di link http//www.yahoo.com dalam bentuk e-mail.
Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat e-mail yaitu : Layanan konsultasi. Layanan ini bisa diupayakan lewat menulis e-mail antara konselor dengan konseli, dimana konseli menulis prihal yang akan dikonsultasikan kepada konselor, Layanan informasi. Layanan ini bisa diupayakan oleh konselor untuk menulis pesan lewat e-mail kepada konseli yang membutuhkan informasi (sesuai dengan kebutuhan konseli,baik dalam  bidang belajar,karir,sosial maupun tentang kepribadian) dan layanan lain yang bisa dikembangkan oleh konselor itu sendiri.
Layanan konseling berbasis e-mail ini akan sangat berguna dalam upaya menumbuhkan hubungan kehangatan antara konselor dengan siswa terutama bagi siswa atau konseli yang malu untuk bertatap muka langsung. Melalui layanan ini setidaknya sejak awal sudah tercipta suatu keakraban yang selanjtnya dapat dilanjutkan dalam proses konseling di sekolah sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat.

3.    Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconference
Videoconference atau konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference dapat diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video = video, conference = konferensi, maka video conference adalah konferensi video dimana data yang di-transmisikan adalah dalam bentuk video atau audiovisual. Videoconference adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua lokasi yang berbeda(point-to-point) atau mengikutsertakan berberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan konferensi(multi-point).
Dalam cyber counseling ini, kita mengupayakan program yahoo messenger  yang sekiranya sudah popular dikalangan dunia internet atau software khusus yang dikenal dengan skype yang dapat didownload di alamat www.skype.com. Untuk mengunakan program ini kita bisa dapatkan dengan mendownload di internet atau membeli pada toko komputer yang khusus menjual software.
Sudah tentunya untuk menjalankan layanan ini, pada masing-masing sekolah disediakan sarana internet, komputer dengan camera (webcam) atau laptop sebagai piranti utama untuk menjalankan program ini. Melalui videoconference ini antar konselor serta siswa/ konseli bisa bertatap muka secara langsung walaupun bersifat virtual, maka bentuk layanan yang bisa diupayakan adalah tergantung kreasi dari konselor itu sendiri. Sebagai gambaran, adapun bentuk layanan bimbingan dan konseling yang bisa diupayakan yaitu: layanan konsultasi, layanan Informasi,layanan konseling individual,layanan konseling kelompok,beserta layanan lain yang bisa dikembangkan oleh masing–masing konselor dan sesuai dengan kebutuhan konseli.

4.         Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon
Pada prisipnya, kita hidup dalam dunia yang selalu berkembang, istilah telepon tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri sebagai alat komunikasi canggih jarak jauh. Telepon yang kita kenal di masyarakat apabila dikelola dengan baik untuk menjalankan suatu strategi pelayanan komunikasi khususnya dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, sudah tentunya akan menjadi cara inovatif dalam mendukung kegiatannya.
Telepon berasal dari suku kata ”tele” artinya jauh dan ”phone” artinya suara. Jadi telepon adalah suara jarak jauh. Seperti kita kenal di zaman yang semoderen ini, bahwa telepon merupakan barang elektronik yang mempermudah melakukan telewicara dan pengiriman pesan secara otomatis.
Apabila media hanphone ini dimanage secara baik, maka ada beberapa layanan yang bisa diupayakan, yaitu: Layanan Konsultasi, Konseling Individual, bimbingan karir,bimbingan belajar dan jenis layanan yang lain sesuai dengan daya kreativitas konselor itu sendiri. Sudah tentunya, untuk menjalankan layanan ini harus ada kesepakatan antara konselor dengan konseli untuk menjalankan layanan tersebut.
Supaya lebih efektif, sudah tentunya konselor memiliki hanphone khusus yang merupakan sarana yang diperoleh dari sekolah atau secara pribadi (tergantung kondisi keuangan sekolah). Biasanya layanan ini lebih mengacu di luar seting jam sekolah, karena beberapa sekolah tidak diperbolehkan membawa hanphone ke sekolah. Layanan ini akan dapat berjalan dengan baik, apabila dalam proses mengirim sms atau telepon langsung didasai dengan etika yang benar sesuai dengan kesepakatan.

E.       Kelebihan dan Kelamahan Cyber Counseling
Di bawah ini diuraikan beberapa kelebihan dan kelemahan dalam menjalankan layanan konseling berbasis cyber counseling.     
1.    Kelebihan Cyber Counseling
Adapun kelebihan menggunakan strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber counseling yaitu:
a. Layanan konseling dapat berlangsung di luar jam sekolah maupun di sekolah. Apabila ada konseli/siswa yang dirasa kurang mendapatkan pelayanan konseling di sekolah karena alasan kurangnya waktu, maka bisa melanjutkan di luar jam sekolah atas kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh konselor dengan siswa di sekolah.
b.  Dapat menghemat waktu. Melalui cyber counseling, konselor dapat melakukan layanan dimana saja walaupun tempatnya berjauhan, terutama bagi siswa yang membutuhkan layanan saat itu juga. Disamping itu, lewat website yang dibuat pada masing-masing sekolah, siswa bisa mengakses informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
c. Menghemat biaya. Khususnya bagi konselor yang menggunakan model videoconference untuk berkomunikasi antar konselor, bisa langsung bertatap muka secara virtual, sehingga dengan fasilitas ini akan dapat menekan biaya bila tempat antar konselor berjauhan.
d.Dapat meningkatkan kualitas konselor dan siswa terutama dalam penguasaan teknologi khususnya internet dan komputer di zaman yang semakin berkembang.
e.  Sekolah atau perguruan tinggi yang menjalankan cyber counseling sudah tentunya memiliki nilai lebih dalam aspek strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis teknologi.
f.  Bagi mereka yang belum mengenal internet, dengan adanya sosialisasi cyber counseling maka konselor yang masih awam akan bisa mempelajarinya. Dengan demikian tidak ada istilah ketinggalan jaman atau gagap teknologi. Sudah tentunya hal tersebut diimbangi dengan usaha dan kemauan keras untuk menguasai teknologi tersebut, dan lain sebagainya.

2.   Kelemahan Cyber Counseling
Di samping beberapa kelebihan yang diungkapkan di atas, sudah tentunya cyber counseling ini memiliki kelemahan tersendiri.Adapun beberapa kelemahan dalam cyber counseling, yaitu:
a.  Biaya awal untuk mempersiapkan cyber counseling yang cukup besar, seperti : komputer dan aplikasinya, internet dan perangkatnya.
b. Profesionalitas kemampuan konselor dalam penguasaan teknologi. Bagi konselor maupun siswa/atau konseli yang awam dengan internet sudah tentunya tidak bisa menjalankan program ini, sehingga perlulah diadakan pelatihan khusus
c. Tinggi rendah sinyal internet. Besar kecilnya sinyal internet akan sangan mempengaruhi kecepatan koneksinya, terutama dalam menjalankan videoconference yang membutuhkan sinyal internet yang baik.
d.  Upaya memanajemen strategi layanan. Bagaimana pihak konselor memanajemen layanan ini akan menentukan keberhasilan tujuan yang akan dicapainya.
e. Keikhlasan konselor untuk memberikan layanan secara non formal. Bagi konseli yang membutuhkan layanan di luar jam sekolah/non formal, dibutuhkan keiklasan tersendiri.
f.  Pemanfaatan internet untuk tindakan yang negatif. Supaya tidak memberikan pengaruh negatif pada siswa dari belajar internet, maka sejak dini siswa diajarkan pula dasar budi pekerti sebagai landasan untuk mengetahui baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan.

A.      Penggunaan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara Online. Sebagai contoh seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa mengikuti matakuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur.  Di mana dengan bantuan komputer yang dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote control yang dipegangnya.
Penggunaan teknologi informasi sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut:
1.      Meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
2.      Akan meningkatkan kunjungan ke website, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3.      Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;
4.      Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan e-mail;
5.      Tidak akan memunculkan kebosanan;
6.      Dapat mengakses berbagai data melalui website dan pengaturannya baik.
B.       Fungsi dan Peraanan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri,  memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Keterampilan konselor atau praktisi bimbingan dan konseling dalam menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan salah satu wujud profesionalitas kerja konselor dalam pelaksanaan program layanan. Teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan umum dalam Bimbingan konseling yaitu:
1.      Publikasi
Teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK serta implementasi layanannya.
2.      Pelayanan dan Bantuan
Bimbingan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi. Teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk menciptakan layanan yang lebih kreatif dan inovatif, Misalnya penggunaan media power point dan video dalam melakukan bimbingan kelompok sesuai dengan jenis masalah yang ingin diselesaikan.
3.      Pendidikan
Informasi yang diberikan melalui sarana TI ini mengandung unsur pedidikannya. Misalnya layanan BK berbasis website yang menyajikan beragam tema tentang pengembangan pendidikan karakter.
Adapun fungsi khusus keberadaan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu:
1.      Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data. 
2.      Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.
3.  Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
4.     Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik (cyber counseling).
5.   Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi komputer dalam menunjang profesionalitas kerja konselor, maka konselor perlu mengetahui potensi apa yang terkandung pada teknologi komputer. Sesuai dengan kompetensi akademik konselor disebutkan bahwa seorang konselor professional harus menguasai khasanah teoritik dan prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan dan konseling. Walaupun kegiatan konseling dilakukan dengan jarak jauh namun kerahasian konseli harus tetap terjaga dengan berpedoman pada Pernyataan APA Layanan oleh Telepon, Telekonferensi, dan Internet.
Layanan bimbingan dan konseling tidak selalu face to face atau tatap muka. Terdapat layanan yang lebih mudah yaitu dengan cyber counseling yang memungkinkan konseli tidak merasa malu/canggung yang bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Pemanfaatkan teknologi informasi di zaman kekinian menjadi sangat relevan ketika diterapkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, hal ini diharapkan menjadi efektif untuk membantu individu dalam perkembangannya secara optimal dan menyesuaikan dengan kemajuan zaman tanpa tergerus oleh pengaruh negatif dari kemajuan tersebut.

A.      Pengertian Urgensi Teknologi Informasi dalam BK
Secara etimologi, kata urgensi berasal dari bahasa latin “urgere” (kata kerja) yang berarti mendorong. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata “urgent” (kata sifat) yang berarti sangat penting/dibutuhkan/mendesak.  Istilah urgensi menunjukkan pada sesuatu yang mendorong atau memaksa untuk diselesaikan (Fritziee, 2009). Dengan kata lain, urgensi bisa diartikan bila ada suatu masalah maka harus segera diselesaikan atau ditindaklanjuti. Urgensi juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang penting yang harus segera diselesaikan, sehingga apabila tidak diselesaikan akan menghambat atau membuat hal yang urgen/penting itu tidak terlaksana dengan baik, serta mengurangi kualitas hal yang diurgenkan tersebut.
Terkait dengan tugas guru bimbingan dan konseling yang sangat kompleks, maka sangat dibutuhkan media pendukung teknologi informasi yang relevan sehingga bisa melakukan layanan BK yang lebih inovatif. Urgensi teknologi informasi dalam BK adalah teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dan merupakan suatu pendukung yang sangat penting dalam peningkatan kualitas layanan BK yang lebih inovatif.

B.       Dasar Pentingnya Teknologi Informasi dalam BK
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat urgen/sangat penting dalam upaya mendukung layanan BK yang lebih inovatif. Perkembangan TI yang semakin canggih ini secara langsung dapat mendukung proses pemberian layanan BK yang lebih kreatif, menarik dan inovatif. Layanan BK yang sifatnya inovatif sudah tentunya dapat membangkitkan motivasi konseli untuk mengikuti layanan dengan baik dan tujuan layanan dapat tercapai dengan baik. Misalnya penggunaan video/film, gambar animasi dan sejensinya yang dapat dipergunakan sebagai sarana penunjang pemecahan masalah konseli. Dengan demikian, keberadaan TI sangat dibutuhkan dalam mendukung kinerja guru bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu individu untuk mecapai perkembangannya yang optimal. (Sunaryo K : 1998). Pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga melalui tugas – tugas perkembangannya dengan baik.
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal merupakan salah satu sarana pendukung untuk peserta didik optimal dalam memecahkan masalah serta mengembangkan potensi dirinya. Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal senantiasa menyelaraskan dengan perkembangan pendidikan yang juga selaras dengan perkembangan zaman, oleh karena itu, bimbingan konseling juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan yaitu dengan penerapan aplikasi teknologi informasi.
Urgensi bimbingan dan konseling mengacu pada perkembangan serta kemajuan teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online maupun offline. Penggunaan media teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta penerapan bimbingan dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari kemajuan teknologi yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi, maka penerapannya dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang sama tanpa mengubah konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.
Alat – alat atau media dalam akses informasi di era global ini sangat beragam dan mutakhir, seperti telepon selular, komputer, internet dan media lainnya yang langsung atau online ataupun yang tidak langsung atau offline. Maka semua media teknologi informasi tersebut akan mempermudah akses pemberian bantuan terhadap individu jika dimanfaatkan secara tepat guna dan terlatih. Konselor dituntut untuk dapat menggunakan serta terlatih dalam penggunaan dan penerapan konseling melalui media teknologi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar